Jobe Bellingham: Menapaki Jalan Menuju Bintang, antara Bayang-bayang Sang Kakak dan Legenda Chelsea

Spread the love

Berita Trending Harian – Dunia sepak bola sekali lagi diramaikan oleh nama Bellingham, namun kali ini sorotan tidak tertuju pada Jude, maestro lini tengah Real Madrid yang telah memukau dunia. Perhatian kini beralih kepada sang adik, Jobe Bellingham, yang memulai langkah besarnya di panggung internasional bersama Borussia Dortmund dalam ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Penampilannya yang gemilang memunculkan pertanyaan besar: apakah ia akan mengikuti jejak sang kakak atau justru menempuh jalan yang mengingatkan pada legenda besar lainnya, Frank Lampard?1

Panggung Pembuktian di Piala Dunia Antarklub Jobe

Turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi saksi bisu dari kemunculan seorang bintang baru. Dalam pertandingan krusial melawan wakil Afrika Selatan, Mamelodi Sundowns, Jobe Bellingham tidak hanya tampil sebagai pelengkap. Ia berhasil mencatatkan namanya di papan skor melalui sebuah gol penting, yang sekaligus menjadi deklarasi bahwa ia hadir bukan karena nama besar yang disandangnya, melainkan karena bakat dan kerja kerasnya sendiri. Gol tersebut menjadi penentu dalam laga sengit yang berakhir dengan kemenangan 4-3 untuk Borussia Dortmund, dan Jobe membuktikan bahwa ia siap merintis jalannya sendiri menuju puncak.

Ciri Khas Jobe yang Mengundang Perbandingan

Gol yang dicetak Jobe dalam laga tersebut menunjukkan sebuah karakteristik permainan yang sangat matang. Ia melakukannya melalui sebuah pergerakan cerdas tanpa bola, merangsek masuk ke dalam kotak penalti dari lini kedua pada momen yang paling tepat untuk menyambut umpan. Gaya bermainnya, postur tubuhnya saat berlari, bahkan hingga cara ia merayakan gol, semuanya membangkitkan memori publik akan sosok Jude Bellingham. Kemiripan ini seakan tak terhindarkan, mengingat keduanya tumbuh dan berkembang dalam lingkungan sepak bola yang sama. Namun, bagi mata yang lebih tajam dan berpengalaman, ada sosok lain yang terpantul dari permainan Jobe.

Perspektif Seorang Legenda: Bayangan Frank Lampard

Adalah John Obi Mikel, mantan gelandang bertahan andalan Chelsea, yang memberikan perspektif berbeda dan sangat menarik. Saat menyaksikan aksi Jobe di lapangan, Mikel justru teringat pada rekan setimnya yang legendaris, Frank Lampard. Menurutnya, kemampuan Jobe untuk muncul di waktu dan tempat yang tepat untuk mencetak gol adalah cerminan dari apa yang biasa dilakukan Lampard selama masa keemasannya bersama Chelsea.

“Dia sangat mengingatkan saya pada seorang pemain yang pernah bermain bersama saya, yaitu Frank Lampard. Kemampuannya untuk mencetak 20 gol setiap musim dengan cara tiba di kotak penalti pada saat yang tepat adalah luar biasa. Saya yakin dia akan mencetak banyak gol untuk Dortmund,” ungkap Mikel dalam sebuah wawancara dengan DAZN. Perbandingan ini bukanlah pujian biasa. Frank Lampard adalah seorang anomali, seorang gelandang yang memiliki produktivitas gol layaknya seorang penyerang dan hingga kini masih berstatus sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Chelsea.

Mikel lebih jauh menguraikan analisisnya. Ia menyoroti naluri menyerang Jobe yang tidak pernah padam. “Terkadang, bagi seorang gelandang, mudah saja untuk sekadar mengoper bola lalu berhenti. Tapi dia tidak seperti itu, dia selalu ingin melakukan lari susulan ke dalam kotak penalti. Dia ingin berada di sana saat bola liar datang,” jelas Mikel. “Yang paling saya sukai darinya adalah cara bermainnya yang sangat direct. Begitu mendapatkan bola, ia langsung mengangkat kepala, mencari umpan ke depan, dan berlari maju. Dia ingin tiba di kotak penalti pada waktu yang sempurna, dan itulah yang berhasil ia lakukan.”

Bukan Sekadar Warisan, Melainkan Buah Kerja Keras

Meskipun perbandingan dengan nama-nama besar terus mengemuka, Jobe Bellingham dengan tegas menyatakan bahwa kemampuannya bukanlah sekadar warisan talenta atau kebetulan. Ia menegaskan bahwa setiap pergerakan dan gol yang ia ciptakan adalah hasil dari proses latihan yang panjang dan intensif. Insting tajamnya di depan gawang telah ia asah sejak usia dini.

Dalam wawancara setelah pertandingan, mantan pemain Sunderland tersebut mengungkapkan filosofinya. “Saya telah melatih pergerakan semacam itu berulang kali. Ini bukan hanya tentang penyelesaian akhir yang tepat, tetapi bagaimana cara seorang gelandang untuk datang terlambat di tepi kotak penalti adalah sebuah seni yang harus Anda kuasai dengan sangat baik,” ujarnya. Ia menyadari betul betapa berharganya kemampuan tersebut. “Jika Anda bisa mencetak gol, jika Anda bisa menyumbangkan gol-gol seperti itu dalam jumlah yang signifikan setiap musim, maka Anda telah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Saya sangat senang karena ini adalah sesuatu yang telah saya latih sejak saya masih kecil,” pungkasnya dengan penuh keyakinan.

Jobe Bellingham kini berada di persimpangan jalan. Dunia akan terus mengawasinya, membandingkannya dengan Jude dan Lampard. Namun, dengan etos kerja dan mentalitas yang ia tunjukkan, ia memiliki semua bekal yang dibutuhkan untuk tidak hanya menjadi ‘The Next’ bagi siapa pun, tetapi untuk menjadi Jobe Bellingham yang pertama dan satu-satunya.

Baca juga Viktor Gyokeres Pilih Bertahan Demi Arsenal: Tolak Klub Lain dan Siap Menunggu Demi Transfer Impian ke Emirates