Russell Martin Memimpin Rangers: Sebuah Komitmen Tanpa Janji Kosong
Berita Trending Harian – Russell Martin, sosok yang kini resmi menjabat sebagai pelatih kepala baru Rangers. Menegaskan bahwa ia tidak akan melontarkan janji janji muluk. Namun, ia menekankan satu hal yang mutlak dan tak bisa ditawar. Rangers harus segera meraih kemenangan, dan kemenangan itu harus dicapai sembari terus mengembangkan diri. Pernyataan ini diungkapkan Martin pada hari perkenalannya di Ibrox, yang menandai dimulainya era baru bagi klub raksasa Skotlandia tersebut. Mantan bek tim nasional Skotlandia berusia 39 tahun ini telah meneken kontrak berdurasi tiga tahun. Menjadikannya salah satu penunjukan kunci di awal transisi kepemimpinan klub. Keputusan untuk menunjuk Martin datang setelah konsorsium berbasis di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Andrew Cavenagh . Dan mencakup lengan investasi dari San Francisco 49ers, berhasil merampungkan akuisisi klub pada pekan lalu.1
Proses rekrutmen untuk mencari pelatih kepala yang tepat berlangsung cukup panjang dan cermat. Dari serangkaian kandidat yang dipertimbangkan, Martin, yang sebelumnya pernah melatih Southampton dan Swansea City. Serta memiliki pengalaman singkat sebagai pemain di Ibrox, muncul sebagai pilihan yang paling menonjol. Kualitas kepemimpinan, filosofi permainan, dan rekam jejaknya dalam mengembangkan pemain muda menjadi faktor penentu. Martin memahami betul bahwa untuk meyakinkan berbagai pihak yang terlibat dalam klub besar seperti Rangers. Kemenangan adalah satu satunya bahasa yang paling dimengerti. “Kemenangan adalah cara Anda meyakinkan orang: pemain, staf, dan suporter,” tegasnya saat perkenalan resminya di Ibrox. Ia menyoroti pengalaman serupa saat melatih Southampton. Di mana mereka juga harus berjuang untuk meraih kemenangan di tengah banyak perubahan yang terjadi dalam tim.
Struktur Kepelatihan Baru dan Daya Tarik Ibrox
Russell Martin akan menjabat sebagai pelatih kepala, bukan manajer, sebuah peran yang selaras dengan struktur organisasi baru di Rangers. Perubahan ini mencerminkan tren modern di banyak klub sepak bola besar, di mana tugas tugas manajerial dipecah antara pelatih kepala yang berfokus pada aspek lapangan dan direktur olahraga yang menangani urusan transfer, pengembangan pemain, dan strategi klub secara keseluruhan. Kevin Thelwell, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur olahraga, kini akan bekerja bersama Dan Purdy, mantan koleganya dari Everton, yang menjabat sebagai direktur teknis. Kolaborasi antara Martin, Thelwell, dan Purdy diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam membangun tim yang kompetitif dan berkesinambungan.
Dalam mengemban tugas barunya, Martin akan didampingi oleh asistennya, Matt Gill, dan pelatih performa, Rhys Owen. Sejauh ini, belum ada konfirmasi mengenai penambahan staf pelatih lainnya, menunjukkan bahwa Martin mungkin akan bekerja dengan tim inti yang sudah ia percaya. Martin mengungkapkan bahwa ia dan stafnya memiliki “beberapa peluang” untuk kembali ke dunia sepak bola tak lama setelah meninggalkan Southampton. Namun, tawaran dari Rangers memiliki daya tarik yang sangat kuat dibandingkan dengan opsi lainnya. “Ketika yang satu ini pertama kali disarankan, dan bahkan dengan beberapa peluang lain yang muncul dalam beberapa minggu terakhir ini, inilah yang benar benar saya inginkan,” katanya, menyoroti betapa besar keinginannya untuk melatih di Ibrox.
Alasan di Balik Pilihan Rangers dan Visi Bermain Martin
Patrick Stewart, kepala eksekutif Rangers, yang memimpin proses pencarian pelatih kepala bersama dengan Kevin Thelwell, mengungkapkan bahwa Russell Martin adalah “kandidat yang paling menonjol” di antara banyak nama besar lainnya. Klub Ibrox ini memang telah berbicara dengan beberapa figur terkemuka dalam dunia kepelatihan, termasuk Davide Ancelotti, asisten manajer Real Madrid, dan Brian Priske, mantan manajer Feyenoord. Nama nama lain seperti mantan manajer Rangers, Steven Gerrard, dan mantan pelatih kepala Ajax, Francesco Farioli, juga sempat dikaitkan dengan posisi tersebut. Namun, pada akhirnya, Martin lah yang berhasil meyakinkan manajemen Rangers.
Stewart menjelaskan bahwa Rangers telah mengidentifikasi gaya dan identitas sepak bola yang jelas yang ingin mereka terapkan. “Kami telah mengidentifikasi gaya dan identitas sepak bola yang jelas, dan pada Russell, kami mendapatkan pelatih kepala yang selaras dengan gaya dan identitas tersebut,” kata Stewart. Visi ini adalah kunci dalam memilih Martin. “Kami mencari pelatih kepala yang akan meningkatkan budaya kami, mengembangkan skuad kami, dan pada akhirnya memenangkan pertandingan.” Lebih lanjut, Stewart juga menyoroti fakta bahwa Martin bukanlah sosok asing bagi klub. “Russell tidak asing dengan klub kami, dia pernah menjadi pemain di sini. Kami mengharapkan kesuksesan dan Russell tahu itu,” tambahnya, menegaskan bahwa Martin memahami betul tekanan dan ekspektasi yang datang bersama pekerjaan ini.
Kevin Thelwell, sang direktur olahraga, memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai seperti apa tim Rangers di bawah asuhan Martin. “Timnya memainkan sepak bola yang dominan, mereka mengontrol bola, mendikte tempo, dan memaksakan diri secara fisik,” jelas Thelwell. Filosofi permainan Martin dikenal dengan penguasaan bola yang tinggi dan pendekatan menyerang. “Mereka menekan secara agresif dan bekerja tanpa henti tanpa bola.” Karakteristik ini adalah hal yang sangat dicari oleh manajemen Rangers, yang percaya bahwa inilah yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan, baik di kandang, tandang, maupun di kompetisi Eropa.
Rekam Jejak Manajerial Russell Martin: Data Bicara
Perjalanan karir manajerial Russell Martin dimulai dengan klub League One, MK Dons, pada tahun 2019. Pada musim pertamanya yang terpotong oleh pandemi Covid-19, ia berhasil membawa tim finis di posisi ke-19. Musim berikutnya, performa tim meningkat, dan mereka menempati peringkat ke-13. Secara keseluruhan, di MK Dons, Martin mencatatkan 30 kemenangan dan 31 kekalahan dari 80 pertandingan yang ia pimpin, menghasilkan rekor kemenangan sebesar 37,5%. Angka ini, meskipun tidak fantastis, cukup meyakinkan Swansea City untuk merekrutnya ke klub Championship pada musim panas 2021
Di Swansea City, Martin memimpin 99 pertandingan, dengan hasil 36 kemenangan dan jumlah kekalahan yang sama, 36 kali, memberikan rasio kemenangan sebesar 36,4%. Klub Wales tersebut finis di posisi ke-15 pada musim pertamanya di bawah asuhan Martin, dan meningkat ke posisi ke-10 di musim keduanya. Performa yang stabil namun tidak terlalu menonjol di Swansea City sempat menimbulkan keraguan bagi sebagian pengamat. Namun, ini juga menunjukkan kemampuannya untuk membangun tim secara bertahap.
Baca juga Victor Osimhen: Menjelajahi Simpang Jalan Karir Sang Penyerang Kelas Dunia