Berita Trending Harian – Persijap Jepara, tim yang baru saja promosi ke Liga 1 2025/2026. Tak ingin sekadar menjadi pelengkap di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Klub berjuluk Laskar Kalinyamat ini menunjukkan ambisi besar dengan melakukan serangkaian perubahan strategis. Salah satunya adalah penunjukan pelatih kepala yang baru. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat sosok yang digantikan adalah Widodo C. Putro, pelatih yang berhasil membawa Persijap naik kasta dari Liga 2. Manajemen klub memilih untuk menunjuk pelatih muda asal Portugal, Mario Lemos, sebagai nakhoda baru.
Transisi Kepelatihan dan Ambisi Persijap di Liga 1
Pergantian pelatih di tengah euforia promosi menunjukkan bahwa Persijap memiliki visi yang jauh ke depan. Widodo C. Putro, dengan rekam jejaknya yang mumpuni di kancah sepak bola nasional. Termasuk sukses membawa Bali United bersaing di papan atas dan menyelamatkan Arema FC dari ancaman degradasi, harus merelakan posisinya. Meskipun demikian, Persijap memilih untuk melangkah ke arah yang baru, sebuah indikasi kuat bahwa mereka tidak hanya berambisi untuk bertahan di Liga 1. Tetapi juga untuk bersaing secara kompetitif dan membangun fondasi yang lebih kuat. Penunjukan Mario Lemos, yang mungkin namanya belum terlalu familiar. Di telinga publik sepak bola Indonesia, menjadi bukti nyata dari tekad tersebut. Jika kualitas dan kapabilitasnya tidak melebihi Widodo, tentu saja Lemos tidak akan menjadi pilihan utama bagi manajemen Persijap.
Mengapa Persijap Memilih Mario Lemos?
Keputusan manajemen Persijap untuk beralih dari pelatih berpengalaman seperti Widodo C. Putro kepada sosok yang relatif baru di Indonesia seperti Mario Lemos, memunculkan pertanyaan besar. Pemilihan ini menandakan adanya keyakinan kuat dari pihak klub terhadap potensi dan filosofi kepelatihan Lemos. Ini bisa jadi karena Persijap mencari pendekatan yang lebih segar dan modern. Yang diharapkan dapat membawa tim melampaui ekspektasi sebagai tim promosi. Mereka mungkin melihat rekam jejak Lemos di kancah internasional. Terutama pengalaman melatih di lingkungan yang berbeda dan juga di level akademi, sebagai nilai tambah yang signifikan. Manajemen Persijap tampaknya memiliki target yang lebih ambisius daripada sekadar bertahan di Liga 1. Mereka ingin membangun sebuah tim yang tidak hanya solid. Tetapi juga memiliki identitas permainan yang jelas dan mampu bersaing dengan klub-klub mapan.
Jejak Karier Mario Lemos: Dari Akademi Manchester United hingga Asia
Mario Lemos, pria berusia 39 tahun asal Portugal, mungkin belum begitu dikenal di Indonesia, namun ia memiliki perjalanan karier kepelatihan yang panjang dan beragam, terutama di kawasan Asia. Pengalamannya yang paling mencolok dan sering menjadi sorotan adalah keterlibatannya dalam pembinaan pemain muda di salah satu klub raksasa Eropa.
Pengalaman Berharga di Eropa dan Pembinaan Usia Muda
Karier kepelatihan Mario Lemos dimulai dari level akar rumput, fokus pada pengembangan pemain muda. Ia memulai perjalanannya dengan membina talenta-talenta muda di akademi klub Portugal, Ferreiras. Namun, titik balik yang sangat signifikan dalam kariernya datang pada tahun 2011, ketika ia mendapatkan kesempatan langka dan bergengsi: melatih tim muda Manchester United. Ya, Lemos sempat menduduki posisi penting di salah satu akademi sepak bola terbaik di dunia, sebuah pencapaian yang membuktikan kualitas dan potensinya sebagai pelatih. Meskipun periode kerjanya di Old Trafford hanya berlangsung selama satu musim, pengalaman tersebut tak pelak menjadi pijakan yang sangat berharga dalam membentuk filosofi dan kemampuannya sebagai seorang pelatih. Pengalaman di lingkungan sepak bola Eropa yang kompetitif dan berstandar tinggi memberikan Lemos wawasan mendalam tentang pengembangan pemain dan strategi permainan modern.
Perjalanan Panjang Mario Lemos di Sepak Bola Asia
Usai menimba ilmu dan pengalaman berharga di Eropa, Mario Lemos melanjutkan petualangan kepelatihannya di Asia, di mana namanya mulai dikenal luas. Ia bergabung dengan Muangthong United, salah satu klub papan atas Thailand, sebagai asisten pelatih, menandai awal kiprahnya di kawasan ini. Perjalanan kariernya kemudian berlanjut ke Asia Selatan, di mana ia mendapatkan kepercayaan untuk memperkuat staf pelatih Tim Nasional Bangladesh, baik sebagai asisten maupun pelatih kepala dalam beberapa periode berbeda. Selama masa kepemimpinannya, tim nasional Bangladesh menunjukkan peningkatan performa yang nyata dan struktur permainan yang lebih tertata, mencerminkan dampak positif dari sentuhan kepelatihannya.
Di level klub, Lemos juga mencatatkan pengalaman yang impresif. Ia sempat menukangi Negeri Sembilan FC dari Malaysia, menghadapi tantangan kompetisi di Liga Super Malaysia. Terakhir, sebelum bergabung dengan Persijap, Lemos menjadi bagian dari tim pelatih Mumbai City FC di Liga Super India (ISL), menjabat sebagai asisten pelatih mulai November 2024 hingga April 2025. Rentetan pengalaman ini menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kultur sepak bola dan menangani tim di lingkungan yang berbeda.
Tantangan dan Harapan Mario Lemos Bersama Persijap
Menangani tim promosi seperti Persijap Jepara di Liga 1 tentu bukan tugas yang mudah. Ekspektasi akan sangat tinggi, dan persaingan di kasta tertinggi Indonesia jauh lebih ketat dibandingkan Liga 2. Namun, dengan rekam jejak Lemos yang kaya akan pengalaman internasional, khususnya di sepak bola Asia, ia membawa modal penting untuk merancang strategi yang efektif dan membentuk identitas tim yang kuat. Latar belakangnya dalam pembinaan usia muda juga akan sangat berguna dalam mengembangkan potensi pemain-pemain lokal Persijap.
Dengan usia yang relatif masih muda, yakni 39 tahun, latar belakang pelatihan sepak bola Eropa, serta pengalaman melatih di level tim nasional dan klub di berbagai negara Asia, Mario Lemos memiliki semua atribut yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pelatih modern yang sukses. Ia diharapkan mampu membawa sentuhan taktis dan mentalitas juara ke dalam skuad Laskar Kalinyamat. “Saya sangat senang dan antusias bisa bergabung dengan klub ini. Kami benar-benar ingin membentuk tim yang kompetitif dan penuh semangat juang, yang bisa mewakili masyarakat Jepara,” ujar Mario Lemos, menunjukkan tekad dan optimismenya dalam menghadapi tantangan baru ini. Para penggemar Persijap tentu berharap sentuhan dingin Lemos dapat membawa tim ke level yang lebih tinggi dan mengukir sejarah baru di Liga 1.