Akhir Era Legenda: Modric Pamit dari Real Madrid
Berita Trending Harian – Kapten Real Madrid, Luka Modric, telah mengumumkan secara resmi keputusannya untuk meninggalkan raksasa Spanyol. Tersebut setelah berakhirnya kampanye mereka di Piala Dunia Antarklub FIFA musim panas ini. Gelandang Kroasia berusia 39 tahun, pemenang Ballon d’Or 2018. Akan memainkan pertandingan terakhirnya di kandang Real, Santiago Bernabéu. Saat mereka menjamu Real Sociedad pada Sabtu, 24 Mei 2025, dalam pertandingan terakhir La Liga musim ini. Pengumuman ini menandai babak baru bagi sang maestro lini tengah dan juga bagi klub. Yang telah ia layani dengan penuh dedikasi.1
“Momennya telah tiba. Momen yang tidak pernah saya inginkan datang, tetapi itulah sepak bola. Dan dalam hidup segalanya memiliki awal dan akhir,” ujar Modric dalam unggahan emosional di Instagram-nya. Sejak bergabung dengan Real Madrid dari Spurs pada tahun 2012. Modric telah mengoleksi total 28 trofi, termasuk enam gelar Liga Champions dan empat gelar domestik. Ini menjadikannya salah satu pemain paling sukses dalam sejarah klub.
Modric lebih lanjut mengungkapkan perasaannya, “Saya tiba pada tahun 2012 dengan harapan mengenakan jersey tim terbaik di dunia dan ambisi untuk melakukan hal-hal besar, tetapi saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.” Ia menambahkan, “Bermain untuk Real Madrid mengubah hidup saya sebagai pesepak bola dan sebagai pribadi. Saya bangga telah menjadi bagian dari salah satu era paling sukses dari klub terbaik dalam sejarah.” Pernyataan ini mencerminkan rasa syukur dan kebanggaan Modric atas perjalanannya yang luar biasa bersama Los Blancos. Real Madrid sendiri akan memulai kampanye Piala Dunia Antarklub mereka melawan Al-Hilal dari Arab Saudi pada 18 Juni. Dan juga akan menghadapi Pachuca dari Meksiko serta RB Salzburg dari Austria di babak grup.
Performa Musim Terakhir dan Segudang Prestasi Luka Modric
Kontribusi di Lapangan dan Rekor Individu
Musim ini, meskipun Real Madrid harus puas berada di posisi kedua klasemen La Liga di belakang Barcelona. Modric tetap memberikan kontribusi signifikan. Ia mencetak dua gol dan enam assist dalam 34 penampilan di kompetisi domestik Spanyol. Di Liga Champions, ia juga tampil di setiap pertandingan saat tim asuhan Carlo Ancelotti mencapai perempat final. Meskipun akhirnya harus mengakui keunggulan Arsenal dengan agregat 5-1.
Kontrak Modric yang berakhir di penghujung musim ini adalah hasil dari perpanjangan kontrak satu tahun yang ia tanda tangani tahun lalu. Pertandingan Sabtu mendatang juga akan menjadi laga terakhir Ancelotti sebagai pelatih Real Madrid. Dengan bos Bayer Leverkusen, Xabi Alonso, dilaporkan akan menggantikan pelatih asal Italia tersebut. Kepergian kedua ikon ini secara bersamaan akan menjadi penanda transisi besar di Santiago Bernabéu.
Warisan Abadi Luka Modric dan Pemain Paling Bergelimang Trofi
Meskipun dalam musim terakhirnya ia lebih banyak tampil sebagai pemain pengganti. Luka Modric akan meninggalkan Real Madrid sebagai pemain paling bergelimang trofi. Ia mencatatkan total 590 penampilan, 43 gol, dan 95 assist sepanjang kariernya bersama Los Blancos. Presiden klub, Florentino Perez, menyampaikan penghormatan terakhirnya. “Modric akan selamanya tetap di hati semua Madridistas sebagai pesepak bola yang unik dan teladan yang selalu mewujudkan nilai-nilai Real Madrid.” Ia melanjutkan, “Sepak bolanya telah memukau imajinasi Madridismo dan penggemar di seluruh dunia. Warisannya akan hidup selamanya.”
Modric memimpin Real meraih dua trofi di musim terakhirnya, sehingga menambah koleksi gelarnya menjadi 28 gelar, melampaui Nacho Fernandez sebagai pemain tersukses di klub. Jumlah trofi tersebut termasuk enam gelar Liga Champions, enam Piala Dunia Antarklub FIFA, lima Piala Super Eropa, empat gelar La Liga, dua kemenangan Copa del Rey, dan lima Piala Super Spanyol selama 13 musimnya di Real. Setelah memimpin Real meraih kemenangan Liga Champions 2018 atas Liverpool dan kemudian membawa Kroasia ke final Piala Dunia di tahun yang sama, Modric menjadi pemain pertama sejak 2007, selain Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, yang memenangkan Ballon d’Or.
Ia juga merupakan pemain tertua yang mewakili Los Blancos di La Liga dan pencetak gol tertua mereka, setelah mencetak gol dalam kemenangan 2-1 atas Valencia pada usia 39 tahun 116 hari, melampaui rekor Ferenc Puskas. Saat ini, Modric juga merupakan anggota terlama ketiga di tim utama Spanyol, di belakang Oscar de Marcos dari Athletic Club dan gelandang Atletico Madrid, Koke. Bulan lalu, legenda Kroasia ini juga menjadi “investor dan salah satu pemilik” dengan kepemilikan saham minoritas di klub Championship, Swansea City.
Dinamika Tim dan Perubahan Era di Real Madrid
Peran yang Berubah dan Tantangan Fisik
Kepergian Modric terasa seperti akhir dari sebuah era. Meskipun ia telah bermain lebih sedikit dibandingkan sebagian besar kariernya di Real Madrid, ia adalah tipe pemain yang bisa memengaruhi jalannya pertandingan karena ia menjadi magnet bagi tim. Ia mungkin merasa dirinya masih berguna di beberapa titik, tetapi sepak bola kini bergerak ke arah yang berbeda – Anda perlu menempuh banyak jarak, misalnya. Contohnya, Pedri di Barcelona adalah pengambil bola terbanyak dan berlari lebih dari siapa pun. Modric tidak bisa lagi melakukan itu.
Modric sendiri sebenarnya adalah pihak yang sangat ingin bertahan, namun Real memiliki keraguan. Mereka mendengarkan pemain, penggemar, membaca situasi, dan merasa bahwa ini belum saatnya. Namun, semua pihak telah bersiap untuk kepergiannya. Meski demikian, Modric selalu menjadi seorang profesional yang patut dicontoh.
Mungkin masa tersulitnya adalah ketika Carlo Ancelotti memberitahunya dan Toni Kroos bahwa ia akan mengubah banyak hal dan klub telah memutuskan untuk beralih ke lini tengah yang lebih fisik dan dinamis dengan Aurelien Tchouameni, Fede Valverde, dan Eduardo Camavinga. Kroos berhasil membalikkan keadaan dan menjadi bagian yang sangat penting dari tim, tetapi Modric mengalami fase di bangku cadangan. Selama beberapa tahun terakhir, situasinya membuatnya sedikit tidak nyaman. Ia merasa bisa bermain 90 menit lebih sering. Ini adalah mimpi buruk baginya, tetapi musim ini, ia telah memahami perannya dengan lebih baik dan telah menjadi pemimpin mereka.
Keputusan Klub dan Arah Baru di Bawah Xabi Alonso
Pada akhirnya, keputusan ini akan diambil oleh klub. Xabi Alonso mungkin telah menyetujuinya, tetapi ini adalah keputusan klub, pertama-tama. Cara bermain tim Alonso membutuhkan banyak usaha yang tidak bisa ia minta dari Modric. Ini juga terasa seperti akhir dari sebuah era.
Ada budaya baru yang harus ditetapkan untuk tim ini. Ancelotti telah berjuang dengan friksi dan ego di dalam tim, dan dengan kepergian Modric, Real bisa membangun pemimpin baru – dan itu mungkin pemikiran Real. Kepergian seorang ikon seperti Luka Modric, bersamaan dengan pergantian pelatih kepala, menandai dimulainya babak baru yang menarik bagi Real Madrid, di mana mereka akan berusaha untuk meremajakan skuad dan membangun fondasi kejayaan untuk tahun-tahun mendatang.
Baca juga Kesuksesan Musim Kedua Ange Postecoglou: Bukti Kemenangan dan Warisan yang Ditinggalkan