Berita Trending Harian – Penyerang Nottingham Forest, Taiwo Awoniyi, dilaporkan telah sadar dari koma. Induksi setelah menjalani operasi untuk memperbaiki cedera perut serius yang dialaminya. Kabar baik ini datang setelah pemain asal Nigeria tersebut menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Awoniyi dilarikan ke rumah sakit pada hari Senin setelah bertabrakan dengan tiang gawang. Dalam laga dramatis yang berakhir imbang 2-2 melawan Leicester City pada hari Minggu. 1
Berdasarkan informasi yang diperoleh BBC Sport, insiden tersebut mengakibatkan robekan pada usus Awoniyi. Setelah menjalani bagian pertama operasi pada hari Senin, sang penyerang kemudian berada dalam kondisi koma induksi sepanjang hari Selasa. Tindakan ini dilakukan oleh tim medis untuk memantau perkembangan kondisinya sebagai bagian dari prosedur pemulihan pascaoperasi.
Pada hari Rabu, Awoniyi kembali menjalani tahap kedua operasi yang meliputi penutupan luka. Kabar menggembirakan datang pada sore harinya ketika ia berhasil dibangunkan dari koma induksi. Perkembangan positif ini tentu menjadi harapan bagi kesembuhan total sang pemain.
Investigasi Internal Nottingham Forest Terkait Penanganan Cedera Awoniyi
Menyusul insiden cedera serius yang dialami Taiwo Awoniyi, Nottingham Forest dikabarkan akan membuka investigasi internal untuk meninjau penanganan cedera tersebut. Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai protokol medis yang diterapkan saat pertandingan berlangsung.
Setelah tabrakan terjadi, Awoniyi menerima perawatan medis yang cukup lama di atas lapangan. Bahkan, ia sempat terlihat memberi isyarat kepada tim medis bahwa dirinya mampu untuk melanjutkan pertandingan. Namun, tak lama kemudian menjadi jelas bahwa ia masih merasakan dampak dari benturan tersebut. Meskipun demikian, ia tetap berada di lapangan. Pada saat itu, pelatih kepala Nottingham Forest, Nuno Espirito Santo, telah menggunakan seluruh jatah pergantian pemainnya.
Pemilik Nottingham Forest, Evangelos Marinakis, bahkan turun ke lapangan setelah pertandingan usai. Untuk menyampaikan kekhawatirannya kepada Nuno Espirito Santo mengenai bagaimana cedera Awoniyi ditangani. Kekhawatiran ini muncul di tengah ketakutan akan kondisi kesehatan sang penyerang. Mengingat tayangan ulang televisi dengan jelas menunjukkan ketidaknyamanan yang dialami pemain Nigeria tersebut.
Diketahui bahwa pihak klub akan berupaya untuk mencari fakta-fakta seputar mengapa Awoniyi diizinkan untuk kembali bermain setelah insiden tersebut. Pernyataan resmi dari Nottingham Forest yang mengonfirmasi operasi Awoniyi pada hari Selasa secara jelas menyoroti tim medis klub, menyebutkan adanya “frustrasi bersama di antara kita semua bahwa tim medis seharusnya tidak pernah mengizinkan pemain untuk melanjutkan pertandingan”.
Pendapat Ahli Medis: Cedera Awoniyi Berpotensi Mengancam Nyawa
Konsultan ahli bedah kolorektal, Profesor Gillian Tierney, dalam keterangannya kepada BBC Sport, menyatakan bahwa cedera serupa yang dialami Awoniyi dapat berakibat fatal. “Cedera ini sangat serius. Ini berpotensi mengancam nyawa,” ujar Profesor Tierney.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa cedera semacam ini sangat mudah terlewatkan pada saat terjadinya benturan dan bisa memakan waktu berjam-jam untuk didiagnosis. Dalam setting rumah sakit, pasien dengan gejala serupa akan menjalani CT scan yang hasilnya bisa keluar hingga 10 jam kemudian. Profesor Tierney menambahkan bahwa pada seorang atlet yang sangat bugar, berotot, dan sedang dalam pengaruh adrenalin, sangat mungkin cedera ini tidak terdeteksi secara langsung. Kebocoran cairan dari usus juga tidak akan mudah didiagnosis pada saat itu juga.
Tindakan operasi biasanya diperlukan dalam kasus seperti ini, di mana perut pasien akan dibuka. Statistik mortalitas untuk kondisi ini adalah sekitar 9%. Namun, Profesor Tierney menekankan bahwa jika seorang atlet yang menjalani prosedur ini dalam kondisi fisik yang sangat baik, mereka memiliki peluang besar untuk pulih sepenuhnya. Situasinya akan berbeda jika operasi dilakukan pada pasien berusia 80 tahun dengan masalah kesehatan lainnya.
Senada dengan Profesor Tierney, konsultan ahli bedah vaskular dan umum di The London Clinic, Mr. Harpaul Flora, menyatakan bahwa usus yang robek adalah “cedera yang cukup langka”. Ia menjelaskan bahwa cedera ini bisa disebabkan oleh kompresi dinding perut yang menyebabkan robekan dan kebocoran cairan, atau robekan pada arteri. Kedua kondisi ini tidak dapat didiagnosis tanpa pemindaian, meskipun mungkin ada memar. Mr. Flora juga menegaskan bahwa kondisi ini bisa mengancam nyawa dan jika tidak ditangani di rumah sakit, dapat menyebabkan infeksi yang berujung pada sepsis, sebuah komplikasi yang sangat berbahaya.
Kontroversi Aturan ‘Late Flag’ Offside dan Potensi Risiko Cedera Serius
Cedera yang dialami Taiwo Awoniyi juga memicu pertanyaan mengenai masa depan aturan offside dalam sepak bola, khususnya terkait dengan protokol ‘late flag’. Awoniyi mengalami cederanya saat berusaha menyambut umpan silang dari pemain sayap Anthony Elanga. Tayangan ulang menunjukkan bahwa Elanga berada dalam posisi offside dalam proses terjadinya umpan tersebut.
Sebuah protokol baru mengenai offside diperkenalkan oleh International Football Association Board (IFAB) untuk musim Liga Primer Inggris 2020-21 menyusul implementasi video assistant referee (VAR). Meskipun aturan offside itu sendiri tidak berubah, asisten wasit diinstruksikan untuk tidak langsung mengangkat bendera jika mereka merasa ada peluang mencetak gol yang jelas.
Mantan wasit Liga Primer Inggris, Keith Hackett, dalam wawancaranya dengan BBC Radio 5 Live, menjelaskan bahwa dengan diperkenalkannya VAR, asisten wasit diminta untuk menunda pengangkatan bendera offside hingga hasil akhir terjadi, baik itu gol maupun penguasaan bola oleh tim bertahan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa jika asisten wasit melakukan kesalahan dalam keputusan offside, gol tidak akan dianulir secara tidak benar. Namun, Hackett menyayangkan bahwa praktik ini justru meningkatkan risiko cedera pada pemain.
Mantan gelandang timnas wanita Inggris, Fara Williams, bahkan menyerukan agar aturan ini ditinjau kembali. Menurutnya, jika posisi offside hanya bersifat marginal, penundaan pengangkatan bendera dapat dimengerti. Namun, jika offside sudah sangat jelas dan nyata, ia merasa bahwa sudah menjadi tugas asisten wasit untuk segera mengangkat bendera dan menghentikan permainan. Williams menyoroti bahwa dalam kasus Awoniyi, insiden terjadi di garis tengah lapangan. Ia menilai bahwa aturan ini adalah “bom waktu” yang berpotensi menyebabkan cedera serius pada pemain. Williams secara tegas menentang aturan ini dan yakin bahwa sebagian besar pemain juga memiliki pandangan yang sama. Ia berharap aturan ini akan dievaluasi kembali pada musim panas mendatang.