Archie Gray: Remaja £30 Juta Tottenham yang Menjadi Bintang di Usia 17 Tahun
Archie Gray, gelandang berusia 18 tahun yang juga bisa bermain di posisi bek kanan, sedang menuju ke Tottenham setelah musim yang mengesankan di Elland Road. Memasuki tim utama Leeds United sebagai remaja mungkin terlihat luar biasa bagi beberapa orang luar. Namun, bagi mereka yang mengikuti klub Yorkshire ini, hal tersebut tidaklah mengejutkan. Gray seolah-olah dilahirkan untuk bermain bagi Leeds dan telah menjadi bagian dari klub sejak usia delapan tahun.
Asal Mula Karier
Gray datang dari keluarga sepak bola yang memiliki hubungan erat dengan Leeds United. Dia adalah anggota keempat keluarga Gray yang mewakili klub ini dalam tiga generasi. Pamannya, Eddie, adalah legenda di Elland Road, sementara kakeknya, Frank, dan ayahnya, Andy, juga bermain untuk Leeds.
Gray mengakui dalam sebuah wawancara bahwa dia selalu merasa harus memenuhi ekspektasi nama keluarganya. “Tapi kakekku, kamu (Eddie), dan terutama ayahku sangat mendukungku,” ujarnya. Dia juga mengatakan bahwa dia beruntung bisa menonton dan belajar dari pemain-pemain hebat dan pelatih yang luar biasa sepanjang kariernya.
Terobosan Besar
Dedikasi Gray terhadap sepak bola terlihat sangat awal. Pada usia 15 tahun, dia sudah bermain untuk tim U-19 dan dianggap sebagai bintang masa depan oleh mantan direktur olahraga Leeds, Victor Orta. Gray mendapatkan perhatian dari pelatih ikonik Marcelo Bielsa dan sering kali diminta untuk berlatih dengan tim utama meskipun masih duduk di bangku sekolah.
Gray tidak pernah mendapatkan waktu bermain di bawah Bielsa, tetapi kehadirannya dalam skuad untuk pertandingan Premier League melawan Arsenal pada Desember 2021 menjadi sorotan dan membuatnya dianggap sebagai pemain yang harus diperhatikan.
Perkembangan Karier
Penunjukan Daniel Farke sebagai pelatih Leeds terbukti menjadi momen penting dalam karier Gray. Farke memberi Gray kesempatan untuk memulai pertandingan pertama musim Championship 2023-24 melawan Cardiff. Awalnya, Farke memiliki keraguan tentang kemampuan Gray mengatasi tekanan sepak bola tim utama, tetapi keraguan tersebut segera hilang melihat performa luar biasa Gray.
Farke awalnya menempatkan Gray di posisi gelandang, tetapi dia lebih sering bermain sebagai bek kanan sepanjang musim. Gray tampil gemilang dalam pertandingan FA Cup melawan Chelsea pada Februari, meskipun Leeds kalah 3-2. Performa impresifnya membuat banyak orang terkagum-kagum.
Kekuatan Utama
Ketangguhan Gray di usia muda sangat mengesankan. Dia selalu berani dalam menguasai bola dan percaya diri dalam situasi sulit. Salah satu momen paling menonjol adalah ketika dia berhasil menggiring bola melewati Moises Caicedo, pemain Chelsea yang bernilai £115 juta, di Stamford Bridge. Kepercayaan diri Gray ini dinilai oleh Farke sebagai hasil dari kerendahan hati dan dedikasi untuk terus berkembang.
Ruang untuk Perbaikan
Meskipun mendapat banyak pujian, Gray menyadari bahwa dia masih harus banyak belajar, terutama karena dia bermain di dua posisi yang sangat berbeda selama setahun terakhir. Gray merasa bahwa bermain sebagai bek kanan telah membantunya memahami permainan lebih baik, yang akan berguna saat dia kembali ke posisi gelandang.
Masa Depan yang Cerah
Beberapa penggemar Leeds melihat kesamaan Gray dengan pemain legendaris seperti Gary McAllister dan Trent Alexander-Arnold. Namun, Gray sendiri mengidolakan James Milner, yang juga memulai kariernya di Leeds. Gray berharap bisa mengikuti jejak Milner dan menjadi pemain serba bisa.
Apa Selanjutnya?
Harapannya adalah Gray bisa membawa Leeds kembali ke Premier League, tetapi setelah kegagalan mereka di final play-off melawan Southampton, masalah keuangan Leeds membuat penjualannya tak terelakkan. Tottenham muncul sebagai pemenang dalam perburuan Gray, dengan kesepakatan transfer sebesar £30 juta dan Joe Rodon bergerak ke arah sebaliknya sebagai bagian dari kesepakatan. Gray mungkin lahir untuk bermain bagi Leeds, tetapi dengan bakat dan keteguhannya, dia siap bersinar di mana saja.