Berita Trending Harian – Southampton, klub yang tengah mencari nahkoda baru untuk mengarahkan mereka kembali ke jalur kemenangan, telah mengidentifikasi manajer Lens, Will Still, sebagai kandidat utama untuk posisi kosong di St Mary’s Stadium. Sosok berusia 32 tahun yang lahir di Belgia dari orang tua berkebangsaan Inggris ini, telah mengumumkan pada akhir pekan lalu bahwa dirinya akan meninggalkan klub Prancis, Lens, untuk kembali ke Inggris. Langkah potensial ini, meskipun menjanjikan, dihadapkan pada kerumitan negosiasi yang perlu dilakukan untuk membebaskan Still dari kontraknya di klub Ligue 1 tersebut yang masih berlaku hingga tahun 2027. Hal ini mengindikasikan bahwa Lens kemungkinan besar akan menuntut kompensasi atas pelepasan manajer muda berbakat ini.1
Keputusan Will Still untuk kembali ke Inggris juga memiliki latar belakang pribadi yang mendalam. Pada bulan Maret lalu, pasangannya, Emma Saunders, seorang presenter Sky Sports yang sebelumnya bekerja untuk BBC Sport, mengumumkan bahwa ia sedang dalam masa pemulihan dari ensefalitis, sebuah infeksi pada otak. “Ada banyak alasan, namun alasan utama di balik keputusan saya adalah saya harus kembali ke rumah,” tutur Still kepada para reporter pada hari Sabtu lalu, menjelaskan motivasi utamanya untuk berpindah. Southampton sendiri tengah mencari pengganti permanen untuk Ivan Juric, yang dipecat pada bulan April setelah klub terdegradasi dari Premier League dengan rekor menyedihkan, yakni tujuh pertandingan tersisa.
Jejak Karier Will Still: Dari Belgia hingga Ligue 1 Prancis
Will Still membangun karier sepak bolanya di Belgia, tempat ia mengawali perjalanan kepelatihannya di Lierse dan Beershot. Pengalaman tersebut menjadi fondasi sebelum akhirnya ia hijrah ke Prancis. Di sana, ia mencatatkan namanya sebagai pelatih termuda di lima liga top Eropa ketika ditunjuk oleh Reims pada usia 30 tahun, tepatnya pada Oktober 2022. Meskipun masa kepelatihannya di Reims terbilang singkat, namun ia mampu menunjukkan potensi besar yang menarik perhatian klub-klub lain.
Setelah itu, Still bergabung dengan Lens dengan kontrak berdurasi tiga tahun pada bulan Juni dan berhasil membawa mereka finis di posisi kedelapan Ligue 1, sebuah pencapaian yang cukup baik mengingat persaingan ketat di liga tertinggi Prancis. Keberhasilannya di Lens semakin memperkuat reputasinya sebagai pelatih muda yang inovatif dan adaptif. Kedua saudaranya, Nicolas dan Edward, yang berperan sebagai asisten di Lens, juga turut berkontribusi pada kesuksesannya. Hingga saat ini, Lens belum mengonfirmasi secara resmi kepergian Still, dan BBC Sport telah mencoba menghubungi klub tersebut untuk mendapatkan komentar lebih lanjut terkait situasi kontraknya.
Alternatif dan Pertimbangan Finansial dalam Perburuan Manajer
Sebelum nama Will Still mencuat sebagai kandidat terdepan, Southampton sempat dikaitkan dengan manajer Sheffield Wednesday, Danny Rohl. Namun, paket kompensasi yang dibutuhkan untuk mendatangkan Rohl ke klub yang berada di divisi yang sama (Championship) diperkirakan terlalu mahal. Hal ini menunjukkan bahwa Southampton juga mempertimbangkan aspek finansial secara matang dalam proses pemilihan manajer baru mereka.
Keputusan untuk memprioritaskan Will Still, meskipun dengan potensi biaya kompensasi yang signifikan, mengindikasikan bahwa manajemen Southampton sangat yakin dengan visi dan kemampuan kepelatihan yang dimiliki oleh Still. Potensi untuk membangun kembali tim dan membawa Southampton kembali ke Premier League tentu menjadi investasi jangka panjang yang layak dipertimbangkan, terlepas dari kerumitan negosiasi kontrak yang ada.
Tantangan di Depan Mata: Mengembalikan Southampton ke Kasta Tertinggi
Bagi Will Still, jika akhirnya ia resmi ditunjuk sebagai manajer Southampton, tantangan besar telah menanti. Tugas utamanya adalah membangun kembali kepercayaan diri tim setelah terdegradasi, serta menyusun strategi yang efektif untuk bersaing di Championship. Liga kasta kedua Inggris ini dikenal sangat kompetitif dan membutuhkan konsistensi tinggi. Pengalaman Still dalam membangun tim dan mencapai hasil yang baik di Ligue 1 akan menjadi modal berharga.
Selain aspek taktis dan manajerial, kemampuan Still dalam memotivasi pemain dan membangun atmosfer tim yang positif juga akan diuji. Mengingat alasan pribadinya untuk kembali ke Inggris, dukungan dari keluarga dan lingkungan yang stabil juga diharapkan dapat memberikan dampak positif pada kinerjanya. Perjalanan Southampton untuk kembali ke Premier League mungkin tidak mudah, namun dengan kepemimpinan yang tepat, harapan itu tetap terbuka lebar.
Baca juga Brighton Bangkit dari Ketertinggalan untuk Kalahkan Sang Juara Liverpool di Laga Sengit