Sampdoria Terdegradasi ke Serie C untuk Pertama Kalinya dalam Sejarah Panjang Klub

Spread the love

Berita Trending Harian – Kabar duka menyelimuti para penggemar setia Sampdoria di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya dalam 78 tahun sejarah klub yang kaya akan tradisi, tim berjuluk Blucerchiati tersebut harus menerima kenyataan pahit terdegradasi ke Serie C, kasta ketiga dalam piramida sepak bola Italia. Kepastian ini didapat setelah hasil imbang tanpa gol melawan Juve Stabia pada pertandingan terakhir Serie B musim ini memastikan mereka hanya mampu finish di posisi ke-18 klasemen akhir. Posisi tersebut terpaut satu poin dari Salernitana yang masih memiliki peluang untuk bertahan di Serie B melalui babak play-off. 1

Kemerosotan Pasca Sampdoria terdegradasi dari Serie A dan Kegagalan Bersama Pirlo

Kemunduran Sampdoria sebenarnya telah terlihat sejak musim sebelumnya. Pada musim 2022/2023, klub yang bermarkas di Genoa ini harus rela turun kasta dari Serie A setelah menempati posisi juru kunci klasemen. Harapan untuk segera kembali ke kasta tertinggi sempat membumbung tinggi ketika manajemen klub menunjuk legenda sepak bola Italia, Andrea Pirlo, sebagai pelatih kepala. Namun, harapan tersebut pupus setelah Sampdoria gagal melewati babak play-off Serie B, memperpanjang masa kelam bagi para suporter.

Ketidakstabilan Kepelatihan dan Performa sampdoria yang Terus Menurun

Alih-alih bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di musim 2024/2025, Sampdoria justru semakin terpuruk. Ketidakstabilan di kursi kepelatihan menjadi salah satu faktor utama keterpurukan tersebut. Bayangkan saja, dalam satu musim kompetisi, klub ini tercatat melakukan empat kali pergantian pelatih. Dimulai dari pemecatan Pirlo hanya setelah tiga pertandingan akibat dua kekalahan dan satu hasil imbang. Hingga kedatangan Leonardo Semplici yang juga tidak bertahan lama.

Krisis kepelatihan ini semakin memperparah ketidakstabilan tim secara keseluruhan. Membuat para pemain kesulitan untuk menemukan ritme permainan dan membangun kekompakan yang solid. Empat pelatih berbeda mencoba peruntungan untuk menyelamatkan Sampdoria. Namun sayangnya, tidak ada satu pun yang mampu memberikan dampak positif yang signifikan.

Amarah Suporter dan Titik Balik Kekalahan Memalukan

Kekecewaan para suporter Sampdoria mencapai puncaknya setelah kekalahan telak 0-3 dari Frosinone pada bulan Maret 2024. Kekalahan memalukan di kandang sendiri, Stadion Luigi Ferraris, memicu amarah besar dari para tifosi. Insiden kerusuhan tak terhindarkan, dengan aksi pelemparan batu dan flare ke arah bus tim. Sebagai bentuk protes atas performa buruk yang ditampilkan oleh para pemain dan manajemen klub. Peristiwa ini menjadi titik balik yang semakin memperburuk suasana di dalam dan di luar tim.

Upaya Terakhir yang Sia-Sia dan Masa Depan yang Tidak Pasti

Setelah kekalahan kontra Frosinone, Leonardo Semplici akhirnya diberhentikan dari jabatannya pada bulan April. Manajemen klub kemudian menunjuk Alberico Evani sebagai pelatih keempat musim ini, dengan harapan dapat memberikan sentuhan ajaib di sisa kompetisi. Evani tidak bekerja sendiri; ia dibantu oleh dua legenda klub, Attilio Lombardo dan Roberto Mancini. Yang mencoba memberikan motivasi dan pengalaman mereka kepada para pemain. Meskipun sempat memberikan secercah harapan dengan meraih kemenangan atas Cittadella, performa Sampdoria setelahnya kembali menurun. Hanya satu kemenangan yang mampu mereka raih dalam lima pertandingan terakhir. Hasil yang jelas tidak cukup untuk mengangkat mereka dari zona degradasi yang menghantui.

Menatap Masa Depan: Antara Kegelapan dan Asa Kebangkitan

Dengan terdegradasinya Sampdoria ke Serie C, klub yang pernah meraih Scudetto pada tahun 1991 dengan skuad bertabur bintang Eropa ini kini menghadapi tantangan terberat dalam sejarahnya. Masalah finansial yang melilit klub dan ketidakstabilan manajemen berpotensi memperpanjang masa-masa sulit yang sedang mereka alami. Namun, dukungan moral dan keterlibatan dari para legenda klub seperti Roberto Mancini dan Attilio Lombardo menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk melakukan restrukturisasi jangka panjang dan membangun kembali fondasi klub. Tantangan utama saat ini adalah membangun tim yang kompetitif di liga kasta ketiga sambil secara bersamaan membenahi tata kelola klub secara keseluruhan. Bagi para suporter setia Sampdoria, degradasi ini adalah ujian berat bagi kesetiaan mereka. Setelah merasakan puncak kejayaan di era 1990-an, kini mereka harus bersiap untuk memulai perjalanan dari nol di Serie C, dengan harapan suatu hari nanti Blucerchiati akan kembali berjaya di kancah sepak bola Italia.

Baca juga Persaingan Sengit Manchester United dan Tottenham Hotspur untuk Johnny Cardoso